Forum Kajian Ilmiah dan Akademik
(FKIA) adalah badan otonom di bawah BEM KM FK Unsri yang bergerak di bidang
keilmiahan dan akademik. FKIA kembali mengadakan acara tahunan, Symphysis (Sriwijaya Medical Physiology Selection)
pada Sabtu, 24 Maret 2018.
Apa,
sih, Symphysis itu? Symphysis adalah acara
yang diselenggarakan untuk menyeleksi delegasi FK Unsri dan selanjutnya akan
dikirim ke ajang internasional, yaitu IMSPQ (Inter-medical Student Physiology Quiz) pada pertengahan Agustus di
Malaysia. Symphysis dilaksanakan untuk memberi gambaran lomba yang mirip sekali
dengan IMSPQ. Selain itu, Symphysis juga sangat penting dalam akreditasi FK
Unsri. Lalu, seperti yang kita ketahui, fisiologi merupakan ilmu dasar pada
bidang kedokteran, sehingga pelaksanaan Symphysis diharapkan tidak hanya
menghasilkan delegasi FK Unsri untuk IMSPQ, tetapi juga dapat menambah wawasan
para peserta dalam bidang fisiologi.
“Symphysis
diikuti oleh mahasiswa FK Unsri Angkatan 2015 sampai 2017 dengan total 69
peserta. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu”, tutur Julius
Akbar selaku Ketua Pelaksana Symphysis 2018.
Registrasi
peserta dimulai pukul 07.30 WIB di Ruang Skora FK Unsri Madang. Pembukaan
Symphysis diawali dengan kata sambutan yang diberikan oleh Ketua Pelaksana
Symphysis, Ketua Umum FKIA, Gubernur Mahasiswa BEM KM FK Unsri, serta dari
pihak dekanat, lalu ditutup dengan doa. Selanjutnya, mobilisasi peserta,
pembagian soal, dan tahap seleksi.
Symphysis
memiliki dua tahap seleksi dengan dua juri, yaitu dr. Budi Santoso, M. Kes dan
dr. Desi Oktariana yang merupakan ahli fisiologi FK Unsri. Tahap pertama
merupakan written test yang terdiri
dari 100 soal dengan waktu pelaksanaan 100 menit. Setelah mengikuti tahap pertama,
hanya akan diambil 15 peserta untuk dapat melanjutkan ke tahap kedua. Selanjutnya,
15 peserta yang lolos akan dibagi dalam 5 kelompok untuk mengikuti tahap kedua.
Tahap kedua merupakan oral quiz yang
terdiri dari 3 soal untuk masing-masing peserta. Jika terdapat nilai seri, maka
akan diberikan pertanyaan sudden death
dengan maksimal 3 pertanyaan.
Symphysis 2018 berjalan lancar tanpa
kendala dengan persiapan yang memang sudah dilakukan sejak satu bulan
sebelumnya. “Saran untuk pelaksanaan Symphysis selanjutnya, sih, dari segi pesertanya, kalau bisa
untuk selanjutnya lebih meningkat lagi supaya hasil pemenang lebih kompetitif
dan benar-benar bisa mewakili FK Unsri di kancah internasional”, kata Julius
Akbar. Antusiasme peserta Symphysis 2018 dapat dilihat dari keseriusan peserta
dalam menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan.
“Acara ini sangat bermanfaat,
apalagi kita lagi dalam masa re-akreditasi, jadi lomba-lomba begini sangat
berguna untuk menambah nilai. Acaranya juga menarik, karena kebetulan kita
(Angkatan 2017) juga lagi blok fisiologi”, ujar Janice Susanto, salah satu
peserta Symphysis 2018.


Komentar
Posting Komentar